Teungku Chik Eumpe ‘Awee
Tahun Berdiri :
1931
Jumlah Santri :
300 orang
Jumlah Guru/Ustadaz :
21 orang
Kajian Utama / Ciri Khas :
Bahasa Arab, Kitab Kuning, Tasawuf
1. Sejarah Berdirinya
Sejarah Idonesia mencatat ajaran
Islam yang ada di Nusantara untuk pertama
kali berkembang di Aceh melalui jalur
perdagangan dari Gujarat, India.
Perkembangan Islam di Aceh mencapai
puncak kejayaannya.
Teungku Syekh Said A. Samad
Eumpe “Awee di lahirkan pada tahun 1598
di Desa Warabo, Kecamatan Montasiek,
Kabupaten Aceh Besar. Beliau merupakan
Ulama Legendaris Aceh. Penganut Ajaran
Ahlu Sunnah Wal Jamaah di awal jaman
kerajaan Sultan Iskandar Muda. Teungku
Syekh Said A. Samad Eumpe “Awee yang
dikenal dengan panggilan Teungku Chik
Eumpe “Awee selain kegiatannya berda’wah
dalam bidang pendidikan.
Disamping belajar pada ulamaulama
terkenal di Daerah Iskandar Muda,
beliau belajar Islam di Mekkah, beliau
menjadi ulama besar serta menjadi Mufti
untuk Wilayah Kerajaan Aceh Besar. Beliau
mendirikan Lembaga pendidikan Agama
(Dayah) yang terletak di Warabo, dan
sampai saat ini masih tetap dan eksis.
Tahun 1931 nama Dayah ini
berubah menjadi Jaddam (Jamlah Diniyyah
Al Montasikiyah), dibawah naungan
Yayasan Jaddam, dengan para
pendidiknya, antara lain; Teungku Hasan
Perwira, Teungku Mizan Ali, T.M. Asyik,
Hajjah Ainul Mardhiah, Nyak Mu Sya’ya,
Teungku Rasyid Zein, Yayasan ini
mendatangkan pengajar dan mengirimkan
santrinya ke Yayasan Thawalib Padang
Panjang-Sumatera Barat.
Tahun 1962, seorang Alumni
Yayasan Jaddam, Teungku Mahmud Ali
mendirikan Pondok Pesantren Dayah
Bustanul Ulum yang berkedudukan di
Pemukiman Baro, Kecamatan Muntasik
dengan Badan Pendirinya; Teungku
Mahmud Ali.
Tahun 1971, Pondok Pesantren
Dayah Bustanul Ulum mengembangkan diri
dengan mendirikan gedung permanen 2
lantai di Komplek Masjid Jamik Bukit Baro,
dengan fasilitas antara lain; 4 ruang kelas, 1
ruang kantor, 1 ruang perpustakaan dan 10
ruang pondokan.
Yayasan Bustanul Ulum beritiar
untuk mengembangkan Pondok
Pesantren/Dayah terpadu dan mandiri di
lokasi makam Teungku Syekh Said A.
Samad Eumpe ‘Awee. Luas lahan yang
telah tersedia kurang lebih 102 Ha dengan
lokasi penggunaan lahan 10 Ha untuk
fasilitas pesantren/dayah, seperti masjid,
ruang belajar, pondokan, perpustakaan, dan
sebaginya. Adapun selebihnya digunakan
( 9)
untuk lahan pertanian, peternakan,
perikanan, dan laboratorium.
2. Sarana dan Prasarana
Sejak mulai gagasan, rancangan
dan pembangunan maka dilokasi Pondok
Pesantren/ Dayah Teungku Chik Eumpe
“Awee telah dilak-sanakan sebagai berikut :
Sarana Pendidikan yang telah ada :
Ø 3 unit ruang kelas belajar, 6 lokasi.
Ø 1 unit asrama santri 2 lantai, 12 kamar
Ø 1 unit dapur umum seluas 60 M2
Sarana Pendidikan yang ada;
Ø 1 unit SLTP Plus
Ø Mesjid Agung kapasitas 1.500 orang.
Sarana Pertanian/Usaha;
Ø Saluran Irigasi dan pintu pembagi irigasi
600 M.
Ø Areal persawahan seluas 50 Ha
Ø Areal Perkebunan untuk tanaman
hortikul-tura.
Ø Areal perkebunan untuk penanaman
untuk penamanan pinang seluas 30 Ha
sebanyak 15.000 batang.
Ø Areal perkebunan untuk 5.000 batang.
Sarana Pendukung untuk pengembangan
Sektor Pertanian / Usaha;
1. Pembuatan Embung Lubuk serta
jaringan irigasi lubuk.
2. Balai Benih ikan dan tambak untuk
budidaya air tawar.
3. Bidang Usaha Yang Dikembangkan
Bidang usaha yang dikembangkan
di Pondok Pesantren Dayah Bustanul Ulum
antara lain;
1. Koperasi
2. Padi
3. Buah -buahan
4. Perkebunan Pinang
5. Perkebunan Karet
6. Ikan Air Tawartunggu ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
nama :
tahun lahir :
asal :